Cara Penatalaksanaan Dietetika pada Pasien TB Paru ataupun Pasien HIV/AIDS

 

1.     Penatalaksanaan Dietetika Pada Pasien TB Paru

TUBERCULOSIS (TBC) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh basil/kuman TBC (Micobacterium Tuberkulosis). TBC bukan penyakit keturunan, kutukan atau guna-guna. Sebagian kuman TBC menyerang paru-paru tetapi dapat juga mengenai bagian tubuh lainnya.

TBC dapat diobati dengan antibiotik. Namun berobat saja tanpa memastikan asupan nutrisi yang baik tetap berisiko membuat penyakit TBC susah sembuh. Pasalnya, tubuh tidak memiliki cukup energi untuk mampu melawan infeksi tersebut sepenuhnya. Maka dari itu, harus sebisa mungkin berusaha mencukupi nutrisi untuk TBC dengan makan sehat seimbang.Kekurangan gizi dapat membuat penyakit TBC semakin parah dan semakin lama untuk bisa sembuh.Dengan menerapkan pola makan sehat, dapat turut membantu tubuh dalam melawan infeksi juga turut menjaga status gizi, sehingga pasien penderita TBC akan lebih cepat sembuh.

Seperti apa diet untuk penderita TBC?

Penderita TBC harus makan yang banyak. Walaupun pada umumnya penderita TBC mengalami penurunan nafsu makan, mual, dan muntah karena pengaruh obat-obatan yang dikonsumsinya, tapi konsumsi makanan yang cukup juga menjadi

salah satu syarat kesembuhan pasien TBC. Pemenuhan nutrisi untuk pasien TBC bertujuan untuk menjaga berat badan dan juga untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh penderita.

Lalu, bagaimana cara makan yang harus dilakukan saat menderita TBC? Mudah saja. Mungkin terlalu rumit jika harus menghitung satu per satu nilai gizi dari makanan yang dimakan. Tapi, tenang karena kita tidak perlu melakukan hal ini.

Yang terpenting adalah memenuhi 5 kelompok makanan dalam piring kita, terdiri dari:

§  Sumber karbohidrat

Pasien TBC sangat membutuhkan banyak energi yang diperoleh dari makanan sumber karbohidrat. Energi yang didapat dari makanan tersebut digunakan sebagai bahan bakar sel-sel dalam tubuh untuk melakukan tugasnya. Tentunya, sel-sel dalam tubuh kita membutuhkan banyak energi untuk melawan infeksi. Karbohidrat juga digunakan tubuh untuk menjaga berat badan atau status gizi. Berat badan yang kurang pada pasien TBC dapat membuat kondisi pasien penderita TBC lebih buruk. Kebutuhan karbohidrat pada pasien TBC lebih dari kebutuhan karbohidrat pada orang normal. Sumber karbohidrat bisa didapatkan dari nasi, bubur, nasi tim, kentang, roti, dan lainnya.

§  Sumber protein hewani

Kebutuhan protein juga dibutuhkan pasien TBC lebih banyak daripada orang normal. Protein digunakan tubuh untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan dan juga untuk menjaga berat badan pasien agar masih dalam rentang normal. Sel-sel yang berperan dalam melawan infeksi tentu membutuhkan sumber protein untuk memperkuat serangannya. Kita harus mendapatkan sumber protein dari dua sumber, yaitu sumber hewani dan sumber nabati. Sumber hewani, contohnya ayam, daging tanpa lemak, ikan, seafood, susu, keju, telur, dan sebagainya.

§  Sumber protein nabati

Sama seperti sumber protein hewani, sumber protein nabati juga diperlukan tubuh untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh. Sehingga, tubuh lebih mampu melawan infeksi dari penyakit TBC. Sumber protein nabati, misalnya tahu, tempe, kacang merah, kacang hijau, kacang kedelai, dan masih banyak lagi.

§  Sayuran

Dalam sayuran, kita bisa mendapatkan berbagai vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh, terlebih lagi bagi yang menderita TBC. Vitamin dan mineral, terutama yang kaya akan antioksidan (seperti vitamin A dan vitamin C), mampu membantu tubuh dalam memperkuat sistem kekebalan tubuh. Hal ini penting untuk mempercepat penyembuhan pasien TBC. Jangan lupa untuk memenuhi piring kita dengan sayuran, seperti bayam, buncis, daun singkong, kacang panjang, labu siam, dan masih banyak lagi jenis sayuran lainnya yang dapat dikonsumsi.

 

§  Buah-buahan

Tidak lupa adalah buah-buahan. Buah juga mengandung banyak vitamin dan mineral penting yang dibutuhkan untuk membantu tubuh melawan infeksi. Kita bisa memakan langsung buah-buahan atau bisa dibuat jus sebagai minuman. Pasien TBC bisa memakan jenis buah-buahan yang disuka, tidak ada pantangan.

Pastikan dalam satu kali makan, memenuhi kelima kelompok makanan tersebut dalam piring Anda. Idealnya, pasien TBC makan makanan utama sebanyak 3 kali dalam sehari dan 2 kali makanan selingan di antara makanan utama. Makanan selingan bisa berupa roti, susu, buah, salad sayur, dan makanan sehat lainnya cukup dalam porsi kecil.

Bagaimana dengan sumber lemak?

Pada diet TBC yang lebih ditekankan di sini adalah asupan tinggi energi dan protein. Namun, perlu juga mengonsumsi makanan sumber lemak, tapi dalam batas normal. Sebaiknya juga kita lebih pintar dalam memilih asupan lemak, pilihlah asupan makanan yang mengandung lemak tidak jenuh daripada lemak jenuh atau lemak trans. Sebisa mungkin, sebaiknya batasi konsumsi makanan yang mengandung lemak trans (dari gorengan atau fast food).

Kita bisa mendapatkan lemak tidak jenuh dari konsumsi minyak ikan, kacang-kacangan, dan minyak zaitun. Saat memilih daging atau susu, sebaiknya pilih daging yang tidak berlemak dan susu yang rendah lemak. Juga, kurangi konsumsi makanan yang digoreng dan mengandung santan, terlebih lagi jika pasien penderita TBC merasa mual.

Apa yang harus dihindari saat menderita TBC?

Intinya adalah kita menerapkan pola hidup sehat dengan mengonsumsi berbagai macam makanan sehat, melakukan olahraga teratur, mendapatkan waktu tidur yang cukup, dan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk. Yang tidak kalah penting adalah selalu rutin mengonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter.Semua hal ini bisa membantu pasien penderita TBC lebih cepat sembuh dari penyakit TBC.

Beberapa kebiasaan yang harus dikurangi atau hindari saat menderita TBC adalah:

§  Batasi konsumsi minuman berkafein, seperti kopi, dan minuman bersoda

§  Batasi konsumsi makanan dengan lemak tinggi, seperti daging berlemak dan jeroan

§  Hentikan kebiasaan merokok dan jauhi asap rokok. Rokok dapat memperburuk kondisi paru-paru Anda.

§  Hentikan juga kebiasaan minum alkohol. Alkohol dapat meningkatkan risiko kerusakan hati, selain dari beberapa obat yang dikonsumsi untuk mengobati TBC.

2.     Penatalaksanaan dietetika pada pasien HIV/AIDS

Aquired Immunodeficiency Syndrome Merupakan tahap akhir penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus (Human Immunodeficiency Virus) yang dapat menimbulkan infeksi pada sistem organ tubuh termasuk otak sehingga menyebabkan rusaknya sistem kekebalan tubuh. Gangguan gizi pada pasien AIDS biasanya terlihat pada penurunan berat badan lebih dari 20% sulit diperbaiki dan mempunyai prognosa yang buruk.

A.    Prinsip Diet HIV

§  Meningkatkan kualitas hidup dengan memberikan nutrisi yang dibutuhkan tubuh

§  Meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga lebih baik dalam melawan penyakit

§  Membantu mengatasi gejala dan komplikasi HIV

§  Meningkatkan efektifitas pengobatan dan mengatasi efek samping

B.     Tujuan Diet

§  Mencapai dan mempertahankan berat badan serta komposisi tubuh yang diharapkan terutama Lean, Body, Mass

§  Memenuhi kebutuhan semua zat gizi

§  Mendorong perilaku hidup sehat

C.    Tujuan khusus

§  Mengatasi gejala diare, mual dan muntah.

§  Mencapai berta badan normal

§  Memberikan kebebasan pasien untuk memilih makanan yang adekuat sesuai kemampuan dan jenis terapi yang diberikan.

D.    Syarat Diet

§  Energi tinggi, diperhatikan factor stress, aktifitas fisik dan kenaikan suhu.

§  Protein tinggi, yaitu 1,1 -1,5 g/kg BB untuk memlihara dan menggati jaringan sel yang rusak.

§  Lemak cukup yaitu 10-25% dari kebutuhan energy total.

§  Vitamin dan mineral tinggi yaitu 1 ½ kali (150%) dari AKG, terutama vit a, b12, c, e, kalsium, magnesium, seng, selenium.

§  Serat cukup

§  Cairan cukup, sesuai keadaan pasien

§  Elektrolit diganti apabila ada mual dan diare dengan natrium, kalium, dan klorida.

§  Bentuk makanan disesuaikan dengan gaya terima

§  Makanan diberikan dalam porsi kecil

§  Hindari makanan yang merangsang pencernaan.

E.      Diet HIV/AIDS

·         Diet AIDS I

Diberikan kepada  penderita infeksi HIV dengan gejala panas tinggi, sariawan, kesulitan menelan, sesak napas berat, diare akut, kesadaran menurun atau segera setelah pasien dapat diberi makanan. Makanan berupa cairan dan bubur susu, diberikan selama beberapa hari kedepan dalam porsi kecil setiap 3 jam. Bila ada kesulitan menelan, maka diberikan dalam bentuk sonde atau dalam kombinasi makannan cair.

·         Diet AIDS II

Diberikan perpindahan dari diet 1 setelah tahap akut teratasi, diberikan dalam bentuk saring atau cincang.

·         Diet AIDS III

Diberikan perpindahan dari diet 2 kepada pasien HIV tanpa gejala, dalam bentuk maknan lunak atau biasa. Diberikan dalm porsi kecil dan sering. Diet ini tinggi energi, protein, vitamin, dan mineral

3.       Penatalaksanaan Dietetika pada pasien Tifus Abdominalis

Jenis diet yang diberikan kepada penderita penyakit tifus abdominalis adalah diet lambung yang menurut Sunita Almatsier (2004) dibagi menjadi 3, yaitu:

1. Diet lambung I; diberikan pada penderita Tifus abdominalis berat. Makanan diberikan setiap 3 jam dalam bentuk makanan saring, selama 1-2 hari saja karena membosankan serta kurang energi, zat besi, tiamin dan vitamin C.

2. Diet lambung II; diberikan pada penderita Tifus abdominalis ringan. Makanan berbentuk lunak, porsi kecil serta diberikan berupa 3 kali makanan lengkap dan 2-3 kali makanan selingan. Makanan ini cukup energi, protein, dan vitamin C, namun kurang tiamin.

3. Diet lambung III; diberikan pada penderita Tifus abdominalis yang hampir sembuh. Makanan berbentuk lunak atau biasa bergantung pada tolerasnsi penderita. Makanan ini cukup energi dan zat gizi lainnya.

A.    Tujuan Diet

Menurut Sunita Almatsier (2004) tujuan umum penatalaksanaan diet lambung adalah untuk memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan lambung serta mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan.

B.     Syarat Diet

Menurut Sunita Almatsier (2004) syarat penatalaksanaan diet lambung adalah:

1. Mudah cerna, porsi kecil dan sering diberikan

2. Energi dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien menerimanya.

3. Lemak rendah, yaitu 10-15% dari kebutuhan Energi total yang ditingkatkan secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.

4. Karbohidrat cukup, sisa dari kebutuhan energi total sebagai sumber energi utama.

5. Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara bertahap.

6. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara termis, mekanis maupun kimia (disesuaikan dengan daya terima perorangan).

7. Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa; umumnya tidak dianjurkan minum susu terlalu banyak.

8. Makan secara perlahan di lingkungan yang tenang.

9. Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam untuk memberi istirahat pada lambung.

10.  Bahan makanan yang dianjurkan dan yang sebaiknya dihindari terdapat pada tebel

Tabel 3.1.  Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan Pada Diet Lambung I (Makanan Saring)

Bahan makanan

Dianjurkan

Tidak dianjurkan

Sumber Karbohidrat

Beras dibubur saring atau dihaluskan, roti dipanggang atau dibubur, krakers, biscuit, tepung-tepungan, seperti: tepung beras, maizena, sagyu, hunkwe; havermout dibuat bubur atau dibuat puding; gula pasir, gula merah, gula aren, sirup.

Beras ketan, jagung, cantel, ubi, talas, singkong.

Sumber protein hewani

Daging, ayam dan ikan tanpa duri, digiling, dihaluskan; telur ayam rebus ½ masak atau dicampur dalam makanan atau minuman, susu sapi, yoghurt

Daging dan ayam berlemak; daging ayam, ikan dan telur digoreng; daging diawet seperti dendeng, diasp; ikan banyak duri seperti bandeng, mujair, mas dan selar.

Sumber protein nabati

Tempe dan tahu digiling, kacang hijau disaring atau dihaluskan, susu kedelai.

Kacang-kacangan dan hasil olah seperti tahu dan tempe digoreng.

Sayuran

Sayuran rendah serat dan disaring atau dihaluskan seperti bayam, wortel, labu kuning, labu siam dan tomat.

Sayuran mentah; sayuran yang menimbulkan gas seperti lobak, kol, sawi; sayuran yang banyak serat seperti daun singkong, nangka muda dan keluwih

Buah

Buah yang tidak banyak serat, disaring atau dibuat jus atau dihaluskan seperti pepaya, semangka, melon, pisang dan jeruk.

Buah yang banyak serat dan atau menimbulkan gas seperti nangka, durian, kedondong dan nanas.

Bumbu-bumbu

Bumbu yang tidak tajam dalam jumlah terbatas, seperti garam dan kecap.

Bumbu yang tajam seperti cabe dan merica.

Minuman

Teh encer, kopi encer, coklat dalam jumlah terbatas

Minuman yang mengandung alkohol seperti bir, wiski; minuman yang mengandung soda seperti air soda, minuman botol ringan/soft drink.

 

Tabel 3.2.  Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan Pada Diet Lambung II

Bahan makanan

Dianjurkan

Tidak dianjurkan

Sumber Karbohidrat

Beras dibubur atau ditim; kentang dipure; makaroni direbus; roti dipanggang; krakers, biscuit; mi, bihun,  tepung-tepungan dibuat bubur atau dibuat puding.

Beras ketan, beras tumbuk, roti whole wheat, jagung, ubi, talas, singkong; cake, dodol dan berbagai kue yang terlalu manis dan berlemak tinggi.

Sumber protein hewani

Daging sapi empuk, hati, ikan, ayam digiling atau dicincang dan direbus, disemur, ditim, dipanggang; telur ayam direbus, didadar, ditim, diceplok air dan dicampur dalam makanan; susu.

Daging, ikan, ayam yang diawet, digoreng; daging babi; telur diceplok atau digoreng.

Sumber protein nabati

Tempe dan tahu direbus, ditim, ditumis; kacang hijau direbus atau dihaluskan.

Tahu dan tempe digoreng; kacang tanah, kacang merah, kacang tolo.

Sayuran

Sayuran yang tidak banyak serat dan tidak menimbulkan gas dimasak: bayam, bit, wortel, labu kuning, labu siam dan tomat direbus dan ditumis.

Sayuran mentah; sayuran yang berserat tinggi dan menimbulkan gas seperti daun singkong, kacang panjang, kol, lobak, sawi dan asparagus.

Buah

Pepaya, pisang, jeruk manis, sari buah; pir dan peach dalam kaleng.

Buah yang banyak serat dan atau menimbulkan gas seperti jambu biji, nanas, apel, kedondong, durian, nangka; buah yang dikeringkan.

Lemak

Margarin dan mentega; minyak untuk menumis dan santan encer.

Lemak hewan, santan kental.

Minuman

Teh, sirup.

Minuman yang mengandung soda dan alkohol, kopi dan es krim.

Bumbu-bumbu

Gula, garam, vetsin, kunci, kencur, jahe, kunyit, terasi, laos, salam dan sereh.

Lombok, bawang, merica, cuka dan sebagainya yang tajam.

Tabel 3.3.  Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan Pada Diet Lambung III

Bahan makanan

Dianjurkan

Tidak dianjurkan

Sumber Karbohidrat

Beras ditim, nasi; kentang direbus, dipure; makaroni, mi, bihun direbus; roti, biskuit, krakers; tepung-tepungan di-buat bubur atau dibuat puding.

Beras ketan, beras tumbuk, roti whole wheat, jagung; ubi, talas, singkong, kentang digoreng; dodol dan sebagainya.

Sumber protein hewani

Daging sapi empuk, hati, ikan, ayam direbus, disemur, ditim, dipanggang; telur ayam direbus, didadar, ditim, diceplok air dan dicampur dalam makanan; susu.

Daging, ikan, ayam yang dikaleng, dikeringkan, diasap, diberi bumbu-bumbu tajam; daging babi, telur digoreng.

Sumber protein nabati

Tempe dan tahu direbus, ditim, ditumis; kacang hijau direbus.

Tahu dan tempe digoreng; kacang tanah, kacang merah, kacang tolo.

Sayuran

Sayuran yang tidak banyak serat dan tidak menimbulkan gas dimasak: bayam, buncis, kacang panjang, bit, labu siam, wortel, tomat, labu kuning direbus, ditumis, disetup dan diberi santan.

Sayuran dikeringkan.

Buah

Pepaya, pisang, sawo, jeruk manis, sari buah, buah dalam kaleng.

Buah yang banyak serat dan atau menimbulkan gas seperti jambu biji, nanas, apel, kedondong, durian, nangka; buah yang dikeringkan.

Lemak

Margarin, minyak, santan encer.

Lemak hewan, santan kental.

Minuman

Teh encer, sirup.

Minuman yang mengandung soda dan alkohol, kopi, teh kental dan es krim.

Bumbu-bumbu

Gula, garam, vetsin dalam jumlah terbatas; kunci, kencur, jahe, kunyit, terasi, laos, salam, sereh dan sebagainya.

Lombok, merica, cuka dan bumbu lainnya yang tajam.

 

4. Penatalaksanaan dietetika pada penderita DBD

Demam berdarah (DB) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Penyebab utama penyakit demam berdarah adalah virus dengue, yang merupakan virus dari famili Flaviviridae.Terdapat 4 jenis virus dengue yang diketahui dapat menyebabkan penyakit demam berdarah.Keempat virus tersebut adalah DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4.Gejala demam berdarah baru muncul saat seseorang yang pernah terinfeksi oleh salah satu dari empat jenis virus dengue mengalami infeksi oleh jenis virus dengue yang berbeda.[5] Sistem imun yang sudah terbentuk di dalam tubuh setelah infeksi pertama justru akan mengakibatkan kemunculan gejala penyakit yang lebih parah saat terinfeksi untuk ke dua kalinya.[5] Seseorang dapat terinfeksi oleh sedikitnya dua jenis virus dengue selama masa hidup, namun jenis virus yang sama hanya dapat menginfeksi satu kali akibat adanya sistem imun tubuh yang terbentuk

A.     Tanda dan gejala

Demam berdarah menunjukkan gejala yang umumnya berbeda-beda tergantung usia pasien. Gejala yang umum terjadi:

o   pada bayi dan anak-anak adalah demam dan munculnya ruam.

o   pada pasien usia remaja dan dewasa, gejala yang tampak adalah :

o   demam tinggi,sakit kepala parah,

o   nyeri di belakang mata,

o   nyeri pada sendi dan tulang,

o   mual dan muntah,

o   serta munculnya ruam pada kulit.

o   Penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia)

o   penurunan keping darah atau trombosit (trombositopenia)

o   Pada beberapa epidemi, pasien juga menunjukkan pendarahan yang meliputi mimisan,

o   gusi berdarah,

o   pendarahan saluran cerna, kencing berdarah (haematuria)

o   pendarahan berat saat menstruasi (menorrhagia)

B.      Tindakan untuk pasien demam berdarah

·         Berikan Cairan untuk Mengatasi Shock

·         Demam berdarah biasanya diikuti oleh pendarahan di sekitar gusi, dubur, lambung bagian dalam atau timbul bercak-bercak merah di kulit bagian bawah. Jika tidak segera ditangani, perdarahan ini akan menghebat. Hanya transufi darah yang dapat menyelamatkan si penderita.

·         Hindari pemakaian aspirin/asam acetylsalicylat. Obat ini menimbulkan proses pembekuan darah menjadi abnormal.

·         Hindari penggunaan parasetamol untuk menurunkan panas si penderita. Cara yang paling aman adalah dengan menggunakan air biasa dan mengipasi seluruh tubuh.

·         Berikan cairan yang banyak untuk mengatasi shock dan pendarahan.

C.     Tujuan Diet:

Memberikan makanan dan cairan secukupnya untuk memperbaiki jaringan tubuh yang rusak serta mencegah komplikasi pendarahan.

D.     Prinsip Diet:

Pemberian diet pada kasus demam berdarah dengue ini dilakukan secara bertahap kemudian ditingkatkan sesuai dengan kemampuan penderita. Diet Tahap I diberikan setelah fase akut teratasu dan dipastikan tidak ada pendarahan gastrointestinal. Penderita diberikan makanan saring setiap tiga jam dan tetap diberikan makanan parenteral untuk memenuhi kebutuhan cairan dan energi. Diet Tahap II diberikan setelah suhu badan stabil. Makanan diberikan dengan porsi kecil dan konsistensi lunak. Diet tahap III diberikan setelah suhu badan stabil dan hepato-slenomegalia telah hilang. Konsistensi makanan yang diberikan lunak atau biasa tergantung toleransi pasien, tetapi kansungan serat tetap terbatas.

E.      Syarat Diet:

·         Mudah cerna, porsi kecil, dan sering diberikan bentuk makanan disesuaikan kemampuan penderita

·         Energy dan protein tinggi / cukup sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya. Faktor stress tergantung ada tidaknya komplikasi 1,4-1,6. Rasio kalori berbanding nitrogen adalah 150:1. Lemak rendah yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang ditingkatkan secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.

·         Rendah serat terutama serat tidak larut air. Pemberian serat ditingkatkan secara bertahap.

·         Cukup cairan/tinggi  dan vitamin, terutama vitamin C untuk meningkatkan faktor pembekuan.

·         Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara termis, mekanis aupun kimia (disesuaikan dengan daya terima perorangan)

·         Makanan parenteral selalu diberikan pada fase akut, baik total, maupun suplemen.

·         Bila terlihat tanda-tanda pendarahn saluran pencernaan penderita dipuasakan.

F.      Bahan Makanan yang Dianjurkan:

·         Beras dibubur atau ditim; kentang direbus atau dipure; makaroni, mi, soun, misoa direbus; tepung-tepungan dibuat bubur atau pudding; roti dipanggang; biskuit.

·         Daging, ikan, ayam, unggas tidak berlemak digiling lalu direbus atau dikukus; ommelette, boiled egg, poached egg, atau scrambled egg; susu dalam bentuk lowfat.

·         Tempe dan tahu direbus, dikukus, ditumis; kacang hijau direbus dan dihaluskan; susu kedelai.

·         Sayuran tidak banyak serat dan gas, dimasak seperti bayam, bit, labu siam, labu kuning, dan labu air; tomat direbus atau ditumis.

·         Buah segar : pisang, papaya, alpukat, jeruk, manis; buah lain disetup dengan menghilangkan kulit dan biji seperti nenas dan jambu biji, apel; buah-buahan dalam kaleng.

·         Mentega, margarin, minyak goreng untuk menumis; santan encer.

·         Bumbu-bumbu dalam jumlah terbatas : bumbu dapur, pala, kayu manis, asam, gula, garam, salam, lengkuas.

·         Sirop, teh encer, kopi encer, jus sayuran dan jus buah, coklat, dan susu.

G.     Bahan makanan yang dibatasi/dihindari

·         Beras ketan, beras merah, roti whole wheat, ubi, singkong, talas, cantel, jagung, bulgur.

·         Daging, ikan, ayam, unggas berlemak dan berurat banyak; diawetkan berupa dendeng; digoreng.

·         Tempe dan tahu digoreng; kacang tanah, kacang merah, kacang tolo,

·         Sayuran mentah; sayuran banyak serat dan gas.

·         Buah-buahan yang banyak serat dan menimbulkan gas; buah kering.

·         Lemak hewan dan santan kental

·         Cabe, merica, dan bumbu-bumbu lain yang merangsang.

·         Minuman yang mengandung alkohol, soda, dan es krim.

 

H.     Makanan  Khusus:

·         Meminum jus jambu biji merah

·         Jus kurma dicampur madu diyakini mampu menaikkan kadar trombosit di dalam darah si penderita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar