CONTOH LAPORAN KUNJUNGAN PERUSAHAAN PT. SIDO MUNCUL DAN PT INDOFOOD TBK SEMARANG UNTUK ILMIAH UNIVERSITAS

 

LAPORAN KUNJUNGAN PERUSAHAAN

PT. SIDO MUNCUL DAN PT INDOFOOD TBK SEMARANG

JAWA TENGAH

BIDANG : PRODUKSI

Untuk Memenuhi Kegiatan Ilmiah Mahasiswa

Dalam Rangka Dies Natalis Universitas ..........................

 

 

“GAMBAR LOGO KAMPUS”

 

Program Studi ……….

Universitas …………..

Kota ……..

20….

KATA PENGANTAR

 

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya  sehingga makalah kunjungan perusahaan ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat guna menunjukkan partisipasi kami dalam kunjungan perusahaan di Jawa Tengah dalam rangka Dies Natalis ke . Berkat bantuan dan dukungan berbagai pihak, kami mengucapkan terima kasih kepada para Dosen Pembimbing dan panitia acara dan perusahaan yang telah kami datangi yaitu PT Sido Muncul dan PT Indofood Sido Makmur TBK.

Semoga  makalah  ini  bermanfaat  untuk  memberikan  kontribusi  kepada  mahasiswa  Prodi  Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi sebagai  bekal  pengalaman nyata.  Dan  tentunya  makalah  ini  masih  sangat  jauh  dari sempurna.  Untuk  itu  kepada  dosen  pembimbing  kami  minta  masukannya  demi  perbaikan  pembuatan  makalah  kami  di  masa  yang  akan  datang.

 

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

    1. Latar Belakang Masalah

Dalam ilmu ekonomi, perusahaan adalah suatu satuan ekonomi  yang bertujuan menyelenggarakan sebagian dari proses produksi masyarakat guna memperoleh laba atau penghasilan. Dalam menjalankan kegiatan usahanya terdapat berbagai persoalan yang sering muncul dalam setiap perusahaan pada umumnya, yakni bagaimana perusahaan dapat memperoleh bahan baku dengan mudah dan dengan biaya yang rendah, bagaimana perusahaan dapat melakukan kegiatan proses produksi, bagaimana peruahaan dapat memasarkan hasil produksi kepada konsumen sehingga perusahaan dapat memperoleh penghasilan tertentu dengan biaya seminimal mungkin.

Sebagian besar perusahaan biasanya mengadakan berbagai pertimnbangan-pertimbangan dalam memilih bahan baku, khususnya adalah bagaimana perusahaan dapat memperoleh bahan baku yang berkualitas dengan tanpa mengeluarkan biaya yang tinggi.

Kegiatan produksi dalam perusahaan khususnya perusahaan-perusahaan modern, biasanya didominasi oleh mesin-mesin pabrik sehingga dalam melakukan penataan mesin-mesin tersebut harus diperhatikan agar proses produksi dapat berjalan dengan lancar. Akan tetapi, kegiatan produksi tetap tidak dapat terlepas dari peran para pekerja/ sumber daya manusia. Misalnya : perusahaan Sido Muncul dalam proses produksi jamu selain menggunakan mesin modern juga tetap memanfaatkan sumber daya manusia yang ada. Dalam penyortiran bahan baku dan pengemasan sebagian tetap masih mengunakan jasa para pekerja.

Di samping itu, hal lain yang berpengaruh dalam proses produksi adalah keterkaitan waktu kerja. Bagaimana suatu perusahaan dapat memproduksi sesuai dengan permintaan pasar ataupun sesuai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Hal lainnya juga harus diperhatikan oleh sebagian besar perusahaan adalah bagaimana perusahaan dapat menghasilkan produk yang berkualitas, sehingga para konsumen dapat tertarik untuk tetap mengkonsumsi tanpa harus berpindah ke produk lain.

    1. Tujuan Kunjungan Perusahaan

Kunjungan perusahaan yang dilakukan pada hari Rabu tanggal 13 Oktober 2010 salah satunya dalam rangka Dies Natalis ke 55 Universitas Sanata Dharma.

Disamping itu ,diadakannya kunjungan perusahaan ini bertujuan unutk memberikan informasi atau pengetahuan baru kepada para mahasiswa mengenai apa yang sesungguhnya terjadi dilapangan terkait dengan kegiatan perekonomian khususnya di bidang produksi agar mahasisa tidak hanya memahami informasi dari sumber buku saja, akan tetapi dapat membandingkannya dengan kejadian langsung dilapangan.


BAB II

TINJAUAN TEORITIK PRODUKSI

 

    1. Pengertian Produksi

Produksi adalah setiap usaha manusia untuk menciptakan atau menambah guna suatu benda.

    1. Lapangan Produksi

Lapangan produksi digolongkan menjadi 3 bidang produksi yaitu:

1.      Produksi primer, mencakup produksi pertanian dan pertambangan yang terutama menyediakan bahan-bahan dasar.

2.      Produksi seunder, yang meliputi industri kerajinan tangan atau konstruksi (pembuatan bangunan)

3.      Produksi tersier, menghasilkan jasa yang membantu memperlancar, menyalurkan, dan menghubungkan baik untuk produksi maupun konsumen.

    1. Faktor-faktor Produksi

Faktor-faktor produksi terdiri dari :

1.      Faktor produksi alam

Ø  Tanah dan keadaan alam

Ø  Kekayaan hutan

Ø  Kekayaan yang terdapat dalam tanah (tambang)

Ø  Kekayaan air sebagai tenaga penggerak,pengangkutan, sumber bahan makanan,sebagai sumber pengairan

2.      Faktor produksi tenaga kerja

a.       Tenaga kerja rohani, yaitu segala kegiatan kerja yang lebih banyak menggunakan kegiatan pikiran yang produktif dalam produksi. Misalnya : kerja para pimpinan.

b.      Tenaga kerja jasmani, yaitu segala kegiatan yang lebih banyak merupakan kegiatan pelaksanaan yang produktif dalam produksi. Dibagi menjadi :

Ø  Skilled labour / tenaga kerja terdidik yaitu tenaga kerja yang memerlukan pendidikan khusus.

Ø  Trained labour / tenaga kerja terlatih, yaitu tenaga kerja yang tidak memerlukan latihan dan pengalaman terlebih dahulu.

Ø  Unskilled labour / tenaga kerja tidak terdidik, yaitu tenaga kerja yang tidak memerlukan pendidikan dan latihan terlebih dahulu.

3.      Faktor produksi modal / capital

a.       Benda modal /capital goods

Ø  Modal tetap / fixed capital, yaitu setiap benda yang dapat dipergunakan lebih dari satu kali dalam proses produksi. Misal : mesin-mesin dan bangunan kantor.

Ø  Modal lancar / variabel capital , yaitu setiap benda yang hanya dapat dipergunakan  sekali dalam proses produksi.

Ø  Modal uang / capital of money

Menurut Von Bohm Bawerk, dilihat dari fungsinya modal terbagi atas :

Ø  Modal individu, yaitu setiap benda yang merupakan sumber pendapatan bagi pemiliknya yang hasilnya tidak tergantung pada kerja sipemiliknya. Contoh : rumah, tanah ,dan efek

Ø  Modal masyarakat, yaitu setiap hasil yang digunakan untuk proses produksi selanjutnya. Contoh: semua modal individu kecuali efek.

b.      Faktor skill

Dibedakan menjadi :

Ø  Managerial skill, yaitu keahlian dalam mengorganisasi faktor-faktor produksi dan kemampuan menggunakan teknik-teknik serta metode-metode baru dalam proses produksi.

Ø  Technological skill, yaitu keahlian khusus dalam hal teknik ekonomi yang diperguanakan dalam kegiatan ekonomi dan produksi.

Ø  Organasation skill, yaitu keahlian mengatur berbagai usaha perusahaan.

    1. Proses Produksi

Proses produksi adalah urutan-urutan pembuatan barang sejak pemasukan bahan mentah pada alat-alat produksi sampai menjadi barang jadi siap pakai.

    1. Jenis-jenis Produksi

Jenis-jenis proses produksi dibedakan menjadi :

1.      Menurut jangka waktu produksi

Ø  Proses terus-menerus (continoes process) atau jangka panjang

Ø  Proses terputus-putus (intermittent process) atau jangka pendek

2.      Menurut sifat produksi

Ø  Produksi standard, yaitu memproduksi barang untuk dikirim kepada pembeli dan penyalur tetapi juga untuk persediaan.

Ø  Produksi pesanan, yaitu produksi bilamana para pembeli menhendaki adanya spesifikasi tertentu dari produk yang diinginkan , kemampuan produksi tersebut.

    1. Kegiatan Produksi

Kegiatan produksi dibedakan menjadi :

1.      Perencanaan produksi

Perencanaan produksi meliputi keputusan yang menyangkut dan berkaitan dengan masalah-masalah pokok yang meliputi :

Ø  Jenis dan jumlah barang yang akan dibuat

Ø  Cara pembuatan (penggunaan peralatan yang dipakai)

Kedua masalah pokok tersebut dipengaruhi oleh data tentang kebutuhan pasar dari bagian pemasaran serta perkiraan penjualan.

2.      Organisasi produksi

Dalam perusahaan manufaktur, tanggung jawab untuk memproduksi barang berada pada bagian produksi yang mana didalamnya terdapat para spesialis ahli dalam perencanaan supervisi atau pelaksanaan dalam proses produksi. Besarnya organisasi produksi yang diperlukan tergantung besarnya perusahaan dan kompleksnya proses pengolahan yang diinginkan.

3.      Pengendalian produksi

Adalah serangkaian prosedur yang bertujuan mengkoordinir semua elemen proses produksi (pekerja,mesin,peralatan dan material) kedalam satu aliran, dimana aliran tersebut akan memberikan hasil dengan gangguan minimum ongkos terendah dan kemungkinan waktu tercepat.

4.      Pengendalian persediaan bahan baku

Perusahaan selalu menghendaki jumlah persediaan yang cukup agar jalannya produksi tidak terganggu. Persediaan dalam jumlah besar mengandung resiko seperti :

Ø  Resiko hilang dan rusak

Ø  Biaya pemeliharaan dan pengawasan

Ø  Resiko usang

Ø  Uang yang digunakan untuk persediaan terlalu besar

Jumlah persediaan yang tepat dapat ditentukan dengan jalan menghitung jumlah persediaan paling ekonomis. Sedangkan jumlah yang ekonomis dipengaruhi oleh pemesanan. Jumlah pemesanan yang ekonomis dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor, yaitu :

Ø  Jumlah kebutuhan bahan baku pertahun

Ø  Biaya pemesanan

Ø  Biaya penyimpanan

Ø  Harga bahan baku

5.      Pemeliharaan peralatan

Di bidang aktivitas produksi, fungsi pemeliharaan dari perbaikan peralatan sangat memegang peranan penting. Bilamana hal ini diabaikan, maka perusahaan akan mengalami kerugian yang tidak kecil. Untuk mencegah kerugian tersebut, terdapat 2 (dua) sistem mengorganisasi pemeliharaan yaitu :

a.       Desentralisir menurut biaya atau departemen

Masing-masing bagian atau departemen memiliki seksi pemeliharaan tersendiri.

b.      sentralisasi

Dalam perusahaan hanya terdapat satu bagian yang khusus menangani perbaikan dan pemeliharaan peralatan.

6.      Pengawasan kualitas dan inspeksi

Masalah pengawasan kualitas dan inspeksi tidak hanya menyangkut tentang barangnya saja, tetapi menyangkut pula kebijakan kualitas sesuai dengan tuntutan pasar, kebutuhan investasi, kemampuan menghasilkan barang kembali, dan persaingan. Terdapat 4 (empat) tahapan pengawasan kualitas yaitu :

a.       Penentuan kebijakan tentang penerapan kualitas sesuai dengan tuntutan pasar (konsumen)

b.      Tahapan penentuan desain teknis untuk mencapai target tuntutan pasar

c.       Tahap pembuatan, beberapa pengawasan kualitas bahan yang dipakai dan operasi produksi

d.      Tahap penggunaan dilapangan, dimana pengawasan akan berpengaruh pada kualitas akhir dan pengefektifan jaminan kualitas serta daya kerja barang.

v  Inspeksi adalah penyusunan cara-cara pengukuran karakteristik kualitas dan memperbandingkannya dengan standard yang telah ditetapkan (tindakan perbaikan belum dilaksanakan).

v  Pengawasan (kontrol) mengajukan pertanyaan-pertanyaan kapan, berapa kali dan berapakah jumlah barang yang akan didispeksi (menentukan penyebab kesalahan dan melakukan perbaikan).

v  Konsep probabilitas sangat memegang peranan penting pada tahap pengawasan kualitas ini dengan cara menetapkan perencanaan contoh (sampel) yang merupakan sarana untuk pengawasan kualitas barang-barang yang keluar dan degnan prosedur bagan pengawasan (control chart) secara kontinyu akan dapat mendeteksi mesin-mesin dan proses-proses yang tidak berjalan dengan semestinya.

 


BAB III

TEMUAN LAPANGAN

A.  PT. Sido Mucul

Latar Belakang

      PT. SidoMuncul bermula dari sebuah industri rumah tangga pada tahun 1940, dikelola oleh Ibu Rahkmat Sulistio di Yogyakarta, dan dibantu oleh tiga orang karyawan. Banyaknya permintaan terhadap kemasan jamu yang lebih praktis, mendorong beliau memproduksi jamu dalam bentuk yang praktis (serbuk), seiring dengan kepindahan beliau ke Semarang , maka pada tahun 1951 didirikan perusahan sederhana dengan nama SidoMuncul yang berarti "Impian yang terwujud" dengan lokasi di Jl. Mlaten Trenggulun. Dengan produk pertama dan andalan, Jamu Tolak Angin, produk jamu buatan Ibu Rakhmat mulai mendapat tempat di hati masyarakat sekitar dan permintaannyapun selalu meningkat.Dalam perkembangannya, pabrik yang terletak di Jl. Mlaten Trenggulun ternyata tidak mampu lagi memenuhi kapasitas produksi yang besar akibat permintaan pasar yang terus meningkat, dan di tahun 1984 pabrik dipindahkan ke Lingkungan Industri Kecil di Jl. Kaligawe, Semarang.

    Guna mengakomodir demand pasar yang terus bertambah, maka pabrik mulai dilengkapi dengan mesin-mesin modern, demikian pula jumlah karyawannya ditambah sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan ( kini jumlahnya mencapai lebih dari 2000 orang ). Untuk mengantisipasi kemajuan dimasa datang, dirasa perlu untuk membangun unit pabrik yang lebih besar dan modern, maka di tahun 1997 diadakan peletakan batu pertama pembangunan pabrik baru di Klepu, Ungaran oleh Sri Sultan Hamengkubuwono ke-10 dan disaksikan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan saat itu, Drs. Wisnu Kaltim.

    Pabrik baru yang berlokasi di Klepu, Kec. Bergas, Ungaran, dengan luas 29 ha tersebut diresmikan oleh Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia, dr. Achmad Sujudi pada tanggal 11 November 2000. Saat peresmian pabrik, SidoMuncul sekaligus menerima dua sertifikat yaitu Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) setara dengan farmasi, dan sertifikat inilah yang menjadikan PT. SidoMuncul sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar farmasi. Lokasi pabrik sendiri terdiri dari bangunan pabrik seluas 7 hektar, lahan Agrowisata ,1,5 hektar, dan sisanya menjadi kawasan pendukung lingkungan pabrik.

   Secara pasti PT. SidoMuncul bertekad untuk mengembangkan usaha di bidang jamu yang benar dan baik. Tekad ini membuat perusahaan menjadi lebih berkonsentrasi dan inovatif. Disamping itu diikuti dengan pemilihan serta penggunaan bahan baku yang benar, baik mengenai jenis, jumlah maupun kualitasnya akan menghasilkan jamu yang baik. Untuk mewujudkan tekad tersebut, semua rencana pengeluaran produk baru selalu didahului oleh studi literatur maupun penelitian yang intensif, menyangkut keamanan, khasiat maupun sampling pasar. Untuk memberikan jaminan kualitas, setiap langkah produksi mulai dari barang datang , hingga produk sampai ke pasaran, dilakukan dibawah pengawasan mutu yang ketat.

Seluruh karyawan juga bertekad untuk mengadakan perbaikan setiap saat, sehingga diharapkan semua yang dilakukan dapat lebih baik dari sebelumnya.

 

Visi dan Misi

Visi :

Menjadi industri jamu yang dapat memberikan manfaat pada masyarakat dan lingkungan.

Misi :

Meningkatkan mutu pelayanan di bidang herbal tradisional.

Mengembangkan research / penelitian yang berhubungan dengan pengembangan pengobatan dengan bahan-bahan alami.

Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya membina kesehatan melalui pola hidup sehat, pemakaian bahan-bahan alami dan pengobatan secara tradisional.

Ikut mendorong pemerintah / instansi resmi agar lebih berperan dalam pengembangan pengobatan tradisional.

 

Sumber Daya Manusia

                                  Saat  ini PT. SidoMuncul didukung lebih dari 2000 karyawan dengan tingkat pendidikan bervariasi dan ditempatkan sesuai dengan keahlian, kemampuan dan kapasitasnya masing-masing. Sebagai pendukung, SidoMuncul juga memilki tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu, seperti biologi, ekonomi, farmasi, pertanian, hukum, teknologi pangan, teknik kimia, teknik elektro, dll. Untuk mengembangkan kemampuan, pada waktu-waktu tertentu kepada karyawan diberikan kesempatan mengikuti pelatihan, kursus, maupun seminar. Untuk mendukung pengembangan, PT. SidoMuncul juga merekrut konsultan yang ahli di bidangnya, misalnya : apoteker, dokter umum, dokter gigi dan spesialis.

 

 

Fasilitas Pabrik

                                  Dengan standar pabrik CPOB ( Standard pabrik Farmasi ), maka fasilitas yang ada di PT. SidoMuncul antara lain :

1.  Laboratorium :


Laboratorium Instrumentasi

Laboratorium Farmakologi

Laboratorium Formulasi

Laboratorium Farmakognosi

Laboratorium Stabilitas

Laboratorium Kimia,


    yang dilengkapi peralatan HPLC ( High Pressure Liquid Chromatography ), GC ( Gas Chromatography ) dan TLC Scanner ( Thin Layer Chromatography ). Keseluruhan laboratorium tersebut dibangun di atas lahan seluas 1200 m².

2. Laboratorium Kultur Jaringan

3. Kebun percobaan dan budidaya tanaman obat

4.  Extraction Centre

5.  Pengolahan air bersih

6.  Pengolahan air limbah

7.  Perpustakaan

8.  Klinik Holistik

                                  Selain sebagai tempat pelaksanaan produksi, di lokasi pabrik PT. SidoMuncul juga terdapat Agrowisata seluas 1,5 hektar. Lahan agrowisata tersebut berisikan berbagai jenis tanaman obat yang ada di Indonesia dan digunakan sebagai bahan baku produksi produk jamu SidoMuncul.

 

 

 

PRODUKSI            

                                  Bahan baku terdiri dari 160 jenis, sebagian besar diambil dari alam dan tergantung dari musim. Jika disatu tempat ada belum tentu ditempat lain ada dan bahkan jika ditempat itu ada akan ada kemungkinan pula hari berikutnya tempat tersebut tidak tersedia bahan baku. Bahan baku diambil dari daerah atau wilayah sekitar pabrik . Dan bahan baku yang diambil adalah bahan baku yang dalam kondisi kering guna penyimpanan yang lebih baik. Bahan bakupun didapat dalam rantai pasar yang panjang sehingga harus dalam kondisi kering.

                Proses penyimpanan dilakukan digudang penyimpanan. Persediaan bahan baku dengan sistem FIFO , masuk pertama keluar pertama. Hal ini dilakukan guna tidak adanya bahan baku yang menumpuk atau tersimpan terlalu lama yang berakibat pada rusaknya bahan baku. Dalam ruang penyimpanan bahan baku harus memenuhi syarat :

Ø  Bahan masuk benar

Ø  Bahan baku harus bersih

Ø  Bahan baku harus disimpan dalam bentuk kering

Selain itu adapun tata laksana gudang penyimpanan, yaitu kebersihan gudang harus terjaga dan kelembaban serendah mungkin atau dapat dipastikan kering.

                          Dalam pengendalian kualitas bahan baku yang dilakukan ialah :

Ø  Pemisahan kotoran (penyortiran)

Ø  Pemotongan, guna mempermudah proses penghalusan

Ø  Pencucian kembali untuk memastikan bahan benar-benar bersih

Ø  Dikeringkan menggunakan oven

Ø  Penyortiran bahan kering, bahan yang berkualitaslah yang ddipilih

Ø   Masuk dalam pengamatan tim pengendali mutu, guna memastikan sudahkah bahan baku memenuhi standar

Dalam proses yang dilakuakan diatas sebagian besar masih menggunakan jasa sumberdaya manusia karena dalam proses penyortiran akan lebih dapat dijamin kualitasnya jika dilakukan langsung oleh sumberdaya manusia.  Namun dalam proses pemotongan dan pengeringan juga menggunakan alat-alat yang masih tradisional. Selain menjaga kualitas digunakannya sumber daya manusia juga bertujuan untuk mendayagunakan warga sekitar agar kualitas hidupnya lebih terjamin dengan adanya lapangan pekerjaan.

PROSES PRODUKSI

Proses produksi jamu di PT. Sido Muncul ini yang pertama adalah penerimaan bahan baku, bahan baku yang datang segera dicek QC (Quality Control), setelah terbukti memenuhi standar penerimaan dan standar penggunaan kemudian bahan baku dimasukkan ke dalam gudang penyimpanan bahan baku. Bahan baku yang akan dipakai diambil dari gudang penyimpanan bahan baku kemudian disortasi, setelah disortasi kemudian bahan baku dicuci, dikeringkan, digiling, baru kemudian dicampur (mixing).

Dalam proses pencampuran bahan ini kami tidak diperkenankan untuk melihatnya karena merupakan rahasia perusahaan. Sesudah proses pencampuran selesai kemudian hasilnya dialirkan melalui pipa-pipa untuk dilakukan proses pengemasan primer (packaging primer) menggunakan mesin dua line dan delapan line. Kemudian masuk ke proses pengemasan sekunder (packaging sekunder), disini produk yang sudah jadi dicek kembali dengan cara uji sampel. Setelah selesai proses pengemasan sekunder kemudian produk siap untuk didistribusikan.

                                                                                                                                                      

HASIL PRODUKSI

Ø  Tipe serbuk : Kuku Bima, Kuku Bima Ginseng, Kuku Bima TL, Kuku Bima Plus Ttribulus.

Ø  Tipe saset : Tolak Angin, Tolak Angin Ekstra Hangat

Ø  Tipe saset hisap : Tolak angin Permen

Ø  Tipe Fls : Tolak angin Anak, Tolak Angin Flu

Ø  Tipe Botol : Kuku Bima Ener-G

PENGELOLAAN LIMBAH

 Sebagai perusahaan yang bahan bakunya tanaman, PT. SidoMuncul tidak ingin kehadirannya menghasilkan limbah yang dapat merusak alam, sehingga berupaya untuk melestarikan aneka tanaman obat yang ada di Indonesia. Untuk menangani limbah cair, di lokasi pabrik dipasang instalasi pengolahan air limbah sehingga air limbah dapat diolah menjadi air yang bisa digunakan untuk menyirami tanaman.                                                                                                                                        

   Sedangkan limbah padat dari buangan sisa ekstraksi akan dilolah menjadi pupuk organik , yang bisa digunakan untuk memupuk tanaman. Dengan upaya penanganan limbah tersebut, diharapkan PT. SidoMuncul menjadi perusahaan yang ramah lingkungan, dan lokasi seputar pabrik menjadi asri karena tanaman tumbuh subur.



B. PT Indofood Sukses Makmur TBK

Latar Belakang      

     Perusahaan ini didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma berdasarkan Akta Pendirian No.228 tanggal 14 Agustus 1990 yang diubah dengan Akta No.249tanggal 15 November 1990 dan yang diubah kembali dengan Akta No.171 tanggal 20 Juni 1991, semuanya dibuat dihadapan Benny Kristanto, SH., Notaris di Jakarta dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.C2-2915.HT.01.01Th.91 tanggal 12 Juli 1991, serta telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dibawah No.579, 580dan 581 tanggal 5 Agustus 1991, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.12tanggal 11 Februari 1992, Tambahan No.611. Perseroan mengubah namanya yang semula PT Panganjaya Intikusuma menjadi PT Indofood Sukses Makmur, berdasarkan keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham yang dituangkan dakam Akta Risalah Rapat No.51 tanggal 5Februari 1994 yang dibuat oleh Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta.

 

VISI DAN MISI

Visi

       Menjadi Perusahaan Total Food Solutions

Misi

Ø  Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan kami, proses produksi kami,  dan teknologi kami

Ø  Menyediakan produk yang berkualitas tinggi, inovatif dengan harga terjangkau, yang merupakan pilihan pelanggan

Ø  Memastikan ketersediaan produk bagi pelanggan domestik maupun internasional

Ø  Memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas hidup bangsa Indonesia, khususnya dalam bidang nutrisi

Ø  Meningkatkan stakeholders’ value secara berkesinambungan

 

 

PROSES PRODUKSI

Bahan-bahan Pembuatan Mie :

   Tepung terigu merupakan bahan dasar pembuatan mie. Tepung terigu diperoleh dari biji gandum (Triticum vulgare) yang digiling. Tepung terigu berfungsi membentuk  struktur mie, sumber protein dan karbohidrat. Kandungan protein utama tepung  terigu yang berperan dalam pembuatan mie adalah gluten. Gluten dapat dibentuk dari gliadin

(prolamin dalam gandum) dan glutenin. Protein dalam tepung terigu untuk pembuatan mie harus dalam jumlah yang cukup tinggi supaya mie menjadi elastis dan tahan terhadap penarikan sewaktu proses produksinya.

      Bahan-bahan lain yang digunakan antara lain air, garam, bahan pengembang, zat warna, bumbu dan telur.

       Air berfungsi sebagai media reaksi antara gluten dan karbohidrat, melarutkan garam, dan membentuk sifat kenyal gluten.  Pati dan gluten akan mengembang dengan adanya air. Air yang digunakan sebaiknya memiliki pH antara 6 – 9, hal ini disebabkan absorpsi air makin meningkat dengan naiknya pH. Makin banyak air yang diserap, mie menjadi tidak mudah patah. Jumlah air yang optimum membentuk pasta yang baik.

         Garam berperan dalam memberi rasa,  memperkuat tekstur mie, meningkatkan fleksibilitas dan elastisitas mieserta mengikat air. Garam dapat menghambat aktivitas enzim protease dan amilase sehingga pasta tidak bersifat lengket dan tidak mengembang secara berlebihan. 

          Putih telur akan menghasilkan suatu lapisan yang tipis dan kuat pada permukaan mie. Lapisan tersebut cukup efektif untuk mencegah penyerapan minyak sewaktu

digoeng dan kekeruhan saus mie sewaktu pemasakan. Lesitin pada kuning telur merupakan pengemulsi yang baik, dapat mempercepat hidrasi air pada terigu, dan bersifat mengembangkan adonan.

Cara Pembuatan Mie

    Tahapan pembuatan mie terdiri dari tahap pencampuran, roll press (pembentukan lembaran), pembentukan mie, pengukusan, penggorengan, pendinginan serta pengemasan.

    Tahap pencampuran bertujuan agar hidrasi tepung dengan air berlangsung secara merata dan menarik serat-serat gluten.  Untuk mendapatkan adonan yang baik harus diperhatikan jumlah penambahan air (28 – 38 %), waktu pengadukan (15 – 25 menit), dan suhu adonan (24 – 40 oC).

    Proses  roll press (pembentukan lembaran) bertujuan untuk menghaluskan serat-serat gluten dan membuat lembaran adonan. Pasta yang dipress sebaiknya tidak bersuhu rendah yaitu kurang dari 25 oC, karena pada suhu tersebut menyebabkan lembaran pasta pecah-pecah dan kasar. Mutu lembaran pasta yang demikian akan menghasilkan mie yang mudah patah. Tebal akhir pasta sekitar 1,2 – 2 mm.  Di akhir proses pembentukan lembaran, lembar adonan yang tipis dipotong memenjang selebar 1 – 2 mm dengan rool  pemotong mie, dan selanjutnya dipotong  melintang pada panjang tertentu, sehingga dalam keadaan kering menghasilkan berat standar.

    Setelah pembentukan mie dilakukan proses pengukusan. Pada proses ini terjadi gelatinisasi pati dan koagulasi gluten sehingga dengan terjadinya dehidrasi air dari gluten akan menyebabkan timbulnya kekenyalan mie. Hal ini disebabkan oleh putusnya ikatan hidrogen, sehingga rantai ikatan kompleks  pati dan gluten lebih rapat. Pada waktu sebelum dikukus, ikatan bersifat lunak dan fleksibel, tetapi setelah dikukus menjadi keras dan kuat.

    Pada proses selanjutnya, mie digoreng dengan minyak pada suhu 140 – 150 oC selama 60 sampai 120 detik. Tujuannya agar  terjadi dehidrasi lebih sempurna sehingga kadar airnya menjadi 3 – 5 %. Suhu minyak yang tinggi menyebabkan air menguap dengan cepat dan menghasilkan pori-pori halus pada permukaan mie, sehingga waktu rehidrasi dipersingkat. Teknik tersebut biasa dipakai dalam pembuatan mie instan.

    Setelah digoreng, mie ditiriskan dengan cepat hingga suhu 40 oC dengan kipas angin yang kuat pada ban berjalan. Proses tersebut bertujuan agar minyak memadat dan menempel pada mie. Selain itu juga membuat tekstur mie menjadi keras. Pendinginan harus dilakukan sempurna, karena jika  uap air berkondensasi akan menyebabkan tumbuhnya jamur. Pengeringan dapat juga dilakukan menggunakan oven bersuhu 60 oC sebagai pengganti proses penggorengan.

    Proses terakhir adalah pembungkusan, bumbu sudah dibungkus dan produksi bumbu dilakukan dipabrik lain. Untuk pembungkusan mie instan satuan digunakan mesin moderen dan untuk pengepakan mie kedalam kardus diguanakn mesin berjalan dan sumberdaya manusia.

PRODUK UTAMA


Ø  Indomie

Ø  Pop Mie

Ø  Sarimi

Ø  Supermi

Ø  Mie Telur Cap 3 Ayam

Ø  Pop Bihun

Ø  Cheetos

Ø  Chiki

Ø  Jet-Z

Ø  Lays Potato Chips

Ø  Chitato Potato Chips

Ø  Qtela Cassava Chips

Ø  Indomilk

Ø  Tiga Sapi

Ø  Indoeskrim

Ø  Kecap Indofood

Ø  Sambal Indofood

Ø  Promina

Ø  SUN

Ø  Piring Lombok

Ø  Bumbu Kaldu Indofood

Ø  Bumbu Instan Indofood

Ø  Bumbu Racik Indofood

Ø  Bimoli

Ø  Simas Palmia

Ø  Happy Salad Oil


PENGELOLAAN  LIMBAH

Dalam proses produksi mie, Indofood menghasilkan tiga jenis limbah yang dikelola dengan proses yang bermanfaat.

Lembah cair diolah dikolam-kolam didepan pabrik, dan limbah tersebut disuling, dinetralkan kemudian dibuang dan di gunakan untuk perikanan.

Limbah plastik karena pembungkus yang rusak diproses menjadi tali ravia.

Limbah mie yang rusak digunakan sebagai makanan ternak, dan terbukti ternak juga berkualitas karena diberi pakan limbah tersebut.


BAB IV

KESIMPULAN

Seluruh kegiatan ekonomi masyarakat pada akhirnya bertujuan untuk memakmurkan warga masyarakat dan keluarganya. Dari bermacam kebutuhan hidup manusia, hanya sebagian saja yang langsung dapat diambil dari alam dan selebihnya harus melalui proses produksi yang berkualitas, maka suatu bahan mentah harus diolah ,diangkut dan disalurkan agar sampai ketangan konsumen untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pada suatu perusahaan atau industri, proses produksi memegang peranan yang penting dalam pencapaian tujuan perusahaan. Hal ini juga harus diimbangi dengan kerjasama dari berbagai bidang dalam perusahaan. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas, maka harus melakukan pemilihan bahan baku serta pengawasan selama proses produksi. Hal ini dimaksudkan agar hasil yang diperoleh sesuai dengan apa yang diharapkan perusahaan tersebut.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa proses produksi adalah suatu kegiatan untuk mengolah bahan baku atau menambah nilai suatu bahan menjadi barang setengah jadi atau barang jadi untuk kemakmuran warga masyarakat dan keluarga.

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar